Pantai Anyer mempunyai sebuah mercusuar yang berada di daerah Cikoneng.
Pendirian Mercusuar ini untuk memudahkan kapal-kapal laut yang berlayar di
wilayah Propinsi Banten agar tidak kehilangan arah berkat tuntunan petugas Mercusuar Cikoneng. Keberadaan mercusuar yang berjasa ini menambah satu lagi
obyek wisata yang wajib dikunjungi di provinsi muda ini, selain menikmati
indahnya panorma pantai, mercusuar ini saksi bisu sejarah perjalanan bangsa
Indonesia zaman Belanda dan Jepang.
Melihat potensi yang ada serta tingginya nilai sejarah lokasi ini
adalah pantas jika Mercusuar Anyer menjadi rekomendasi ketika berkesempatan mengunjungi wilayah wisata Pantai Anyer. Apalagi dilokasi ini pun
tersedia penginapan jika ingin menghabiskan waktu untuk beristirahat di
pinggir pantai.
Mercusuar Anyer |
Bangunan mercusuar yang sekarang ini didirikan pada tahun 1885 pada
masa Raja Willem III, seperti yang tertulis dalam prasasti yang terdapat di
atas pintu masuk menara. Mercusuar ini adalah bangunan pengganti menara sebelum
yang pernah ada sebelumnya yang telah hancur tahun 1883 akibat letusan gunung
krakatau. Sisa pondasi mercusuar lama masih terlihat di bibir pantai yang
terdiri dari struktur bata.
Mercusuar Anyer di dirikan pada tahun 1806 pertama kali oleh pemerintah
Hindia Belanda dan pada tahun 1830 rusak dan roboh ke arah timur karena terkena
batu yang cukup besar pecahan dari letusan gunung krakatau, kini batu tersebut
berada 1 km di sungai kampung Bojong-Anyer tak jauh dari menara mercusuar berada.
Karena mercusuar tersebut sangat penting keberadaannya untuk menentukan arah
mata angin di selat sunda dan menentukan batas daratan dan lautan serta sebagai
rambu penerangan kapal-kapal pedagang VOC yang berlayar melintasi selat sunda
yang merupakan jalur pelayaran internasional pada abad 18-an maka pada tahun
1885 pihak pemerintah Hindia Belanda pada masa pemerintahan Z.M. Willem III
membangun kembali mercusuar yang roboh tersebut menjorok ke daratan 100 m ke
tepi pantai untuk menghindari abrasi dan korosi air laut. Bahan mercusuar
tersebut dibuat dari bahan besi baja dengan ketebalan 20-35 cm dibuat menjulang
tinggi dan dengan posisi semakin ke atas semakin mengecil dari diameter
lebarnya 10 m pada dasarnya dan 6 m pada puncaknya yang benbentuk segi sepuluh.
Dengan jumlah 17 tangga dan 268 anak tangga serta ketinggian mercusuar tersebut
60 m dari permukaan tanah. Terdapat 7 jendela yang menghadap arah laut dan 1
pintu masuk yang terbuat dari besi baja. pada puncak mercusuar dikelilingi oleh
kaca untuk memancarkan lampu suar yang cukup besar ukurannya, waktu yang
diperlukan untuk menaiki anak tangga tersebut selama 15 menit sampai puncak
menara. (Banten Excursion)
Mercusuar Anyer: Prasasti di Atas Pintu Masuk Mercusuar |
Dibangun pada tahun 1885 pada masa pemerintahan Z.M. Willem III Mercusuar Anyer sampai sekarang masih
tetap kokoh berdiri. Dengan kontruksi baja setebal 3 cm mercusuar ini memiliki
tinggi 65 m masih berfungsi sampai sekarang. Sebenarnya mercusuar ini merupakan
mercusuar kedua yang dibangun di sekitar lokasi ini. Mercusuar pertama tinggal
meninggalkan pondasi akibat tsunami dashyat yang ditimbulkan akibat neletusnya
gunung Krakatau tahun 1883. Di dekat sekitar mercusuar ini juga terdapat tugu
penanda titik nol dimulainya pembangunan jalan anyer panarukan. (Balitbangda)
Mercusuar ini memiliki ketinggian 75,5 m yang terbagi menjadi 18
lantai, disetiap lantai terdapat tangga untuk menuju ke lantai berikutnya,
terdapat jendela di setiap lantainya. Di lantai teratas 18 terdapat lampu suar
dengan penutup setengah bola yang dapat berputar 360°. (Arinugraha’s
Weblog/Disbudpar Banten/Nadeedja's Contemplations)
Mercusuar Anyer: Penanda km 0 |
Present
Mercusuar tersebut kini masih berfungsi dengan baik dan di gunakan oleh
Dirjen Hubla Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok dengan nama Menara Suar
Cikoneng DSI 2260 sebagai alat bantu navigasi kapal laut yang melintasi selat
sunda dan menara suar ini digunakan hanya dalam keadaan darurat saja seperti
halnya di daratan terjadi pemadaman listrik ataupun kapal yang kurang alat
penerangan untuk navigasi menentukan arah di tengah laut.
Pada puncak mercusuar kita bisa melihat laut lepas selat sunda dan
gunung anak Krakatau di arah barat sedangkan arah timur kita bisa memandang
gugusan gunung-gunung di wilayah Banten selatan. Sedangkan arah utara dan
selatan kita bisa memandang pesisir kawasan Pantai Anyer, Jalan Raya Anyer-Panarukan
dan hotel-hotel yang ada di Anyer.
Mercusuar Anyer |
Pada pondasi mercusuar pertama tertera tulisan 0 km Jalan Anyer-Panarukan
1806, itu membuktikan prasasti tersebut dibuatnya jalan Anyer-Panarukan pada
masa penjajahan kolonial Belanda yang dikenal dengan kerja rodi yang banyak
makan korban dalam pembuatan jalan tersebut yang di pimpin oleh Deandles dan
jalan tersebut bisa kita nikmati hingga kini.
Menurut informasi, sinar lampu yang dipancarkan mercusuar ini masih
bisa menuntun perahu atau kapal laut dari jarak 21 mil laut. Sebagai sumber
listrik digunakan panel surya dan batere sebagai penampung daya dengan
teknologi dari Perancis. Panel lampu dihubungkan dengan sensor otomatis yang
dapat menyala ketika cuaca mulai gelap. Hal ini sangat meringankan
petugas, jika dibandingkan pada awal pengoperasian mercusuar yang menggunakan
karbit sebagai bahan bakar untuk penerangan lampunya.
Mercusuar Anyer: Pantai dan Mercusuar Anyer |
Bangunan ini tersusun atas lempengan-lempengan baja. Terdapat ditenga
menara terdapat rongga berbentuk silinder yang memanjang sampai ke atas
mercusuar yang biasa digunakan sebagai jalan untuk narik sambungan kabel dari
bawah.
Kini, Mercusuar Anyer seakan tenggelam di tengah-tengah maraknya sarana
wisata modern, terutama setelah tumbuhnya resor-resor di tepi pantai. Padahal,
mercusuar ini menjadi saksi bisu kekejaman penjajahan Belanda.
No comments:
Post a Comment