Di Jalan Gajah Mada yang begitu padat dengan pertokoan dan
gedung-gedung bertingkat yang saling berhimpit seakan tidak mau menyisakan
ruang sedikitpun, ada sebuah bangunan yang cukup mencolok. Bangunan tersebut
memiliki halaman yang sangat luas, berdiri tegar dengan gaya arsitektur Renaissance yang anggun dan artistik.
Bangunan ini bernama Gedung Arsip Nasional.
Bangunan Arsip Nasional ini dibangun pada tahun 1760 oleh Reiner de
Klerk (1710-1750) saat ia masih menjabat anggota dewan Hindia Belanda, selain
sebagai arsitek gedung ini Reiner de Klerk juga tercatat sebagai gubernur
Jendral VOC pada tahun 1777. Saat itu kawasan ini masih hijau dan lebih sehat,
dibandingkan pusat kota Batavia yang waktu itu sedang terkena wabah malaria.
Gedung tersebut juga sebagai tempat peristirahatan yang jauh di luar kota-kota
kala itu berpusat di Benteng Pasar Ikan.
Gedung Arsip Nasional |
Seperti halnya bangunan Arsip Nasional, bangunan-bangunan lain di
kawasan ini juga mempunyai area yang luas, dengan halaman depan yang luas, bangunan
yang ada di kawasan tersebut juga besar dan luas dilengkapi dengan courtyard. Luas tanah Arsip Nasional sekarang ini mempunyai lebar 57 m dan
panjang 164 m, tetapi dulu tanah yang dimilikinya lebih luas batasnya sampai ke
sungai Krukut.
Flashback
Pada abad ke-18 di sekitarnya banyak terdapat rumah peristirahatan (landhuis)
dengan pekarangan luas, tempat para kelompok elit bersama keluarga menikmati weekend di hari-hari libur. Tiga abad
lalu, kawasan yang kini sangat ramai itu masih merupakan permukiman yang tenang
dengan hawanya yang sejuk. Banyaknya rumah peristihatan indah ini menyebabkan
Batavia mendapat julukan Queen of the
East (Ratu dari Timur) atau Koningin van Het Oosten dalam Belanda.
Gedung Arsip Nasional: Gedung Arsip Nasional Tahun 1930-an |
Rumah de Klerk pada masa lalu pindah tangan terus, sehingga pada abad
ke-19 berubah menjadi panti asuhan. Pada zaman ini rumah mulai terbengkalai
karena kekurangan dana untuk perbaikan. Akibatnya pada tahun 1900 ada rencana
membongkar rumah tersebut. Perkumpulan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan (Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen) kemudian melobi Pemerintah Hindia
Belanda untuk membeli rumah de Klerk. Mereka berhasil dan bangunan tersebut menjadi
Departemen Pertambangan.
Gedung Arsip Nasional: Gedung Landsarchief Tahun 1920-an |
Ketika Indonesia merdeka bangunan ini tetap digunakan sebagai Kantor
Arsip Nasional. Bangunan Arsip Nasional yang berbentuk U dengan ketinggian dua
lantai dihubungkan dengan bangunan tambahan di belakangnya, dan balkon dengan
ketinggian dua lantai ditutup dengan dinding dan jendela. Sejak saat itu
bangunan tersebut dinamakan Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (The
National Archive Building of Republic Indonesia). Pertengahan tahun 1980 semua
arsip dipindahkan ke bangunan yang lebih baru di selatan kota Jakarta. (Goretan
Kata)
Tahun 1992, ada kabar angin bahwa gedung lama akan dibongkar keluarga
mantan presiden Soeharto untuk membangun pertokoan, seperti di tahun 1900. Kemudian
tahun 1995 para pengusaha Belanda di Indonesia mengumpulkan dana untuk
pemugaran rumah de Klerk yang sudah dalam keadaan rusak lagi, sebagai hadiah
ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia dari bangsa Belanda kepada bangsa
Indonesia. Pemugaran selesai pada akhir tahun 1998. Gedung ini diselamatkan
sekelompok usahawan Belanda yang mendirikan Stichting Cadeau Indonesia (Yayasan
Hadiah Indonesia). Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk memugarnya dan
menjadikannya sebuah museum.
Stichting Cadeau Nationaal Indonesie di Belanda yang didirikan untuk
mengumpulkan dana dari para pengusaha Belanda bagi pemugaran Gedung Arsip,
masih memberi dana kepada Yayasan untuk menutupi kebutuhan dana operasional dan
perawatan sehari-hari selama beberapa tahun, namun kurang lebih dua tahun lagi
dana tersebut akan habis dan Yayasan diharapkan dapat berdikari secara
finansial. Pada tahun 1999 Yayasan menerima dua pertiga dana yang diperlukan
untuk biaya operasional dan perawatan sehari-hari dari Stichting Cadeau.
Sisanya dicari sendiri. Pada tahun 2000 melalui berbagai kegiatannya di gedung
seperti menyewakan gedung untuk resepsi perkawinan, jamuan, dan seminar,
mengumpulkan sumbangan, penjualan di toko museum serta menyelenggarakan
pameran, Yayasan berhasil mencari sendiri hampir tiga perempat dana operasional
serta perawatan gedung.
Pada tanggal 1 November 1998 didirikan Yayasan Gedung Arsip Nasional RI
yang bersifat nirlaba. Yayasan memiliki tiga tugas utama, yakni mencari dana
untuk biaya operasional dan perawatan gedung setiap tahun, menyelenggarakan
program pendidikan dan kebudayaan di gedung (termasuk mencari dana untuk itu),
serta menyelesaikan restorasi gedung yang belum tuntas karena dana dari Belanda
pada tahun 1995 ternyata tidak cukup untuk memugar seluruh bangunan Gedung
Arsip Nasional.
Present
Bila meneliti apa yang dihasilkan Reyner de Klerk selama masa
jabatannya sebagai Gubernur Jenderal maka yang patut dipuji adalah pendirian
Perkumpulan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan di bawah perlindungannya.
Menantunya, Radermacher, sangat aktif dalam pendirian perkumpulan ini dan
Reyner de Klerk memaksa semua pejabat tinggi pemerintah menjadi anggota
perkumpulan tersebut.
Hal ini berhubungan dengan suasana pemikiran abad ke-18 di Eropa yang
dikenal sebagai the Age of Enlightenment.
Para pengikutnya sangat terbuka pikirannya dan ingin mengetahui tentang segala
sesuatu di sekelilingnya. Demikian pula anggota Perkumpulan Batavia yang
mempelajari dan meneliti berbagai obyek di kepulauan Nusantara.
Bangunan Arsip Nasional berbentuk U dengan bangunan tambahan di bagian
belakangnya. Bangunan utama berlantai dua, dibangun dengan bata merah dengan
atap yang tinggi. Denah bangunannya mencerminkan denah rumah yang besar dan
klasik dengan aksis utama barat-timur dan aksis kedua utara-selatan. Lantai
dasarnya luas. Pintu utamanya tinggi dihiasi lubang ventilasi yang indah di
atasnya. Di lantai inilah Gubernur Jendral biasa menerima tamu-tamunya. Di
lantai ini terdapat satu tangga kecil yang menuju ke lantai pertama, yaitu
tempat yang lebih pribadi.
Gedung Arsip Nasional: Koleksi Kursi |
Bangunan di samping bangunan utama digunakan sebagai kantor
administrasi yang mengelola bisnis pribadi gubernur jenderal. Sementara ada
bangunan tambahan yang lebih tinggi yang dulu digunakan sebagai rumah budak dan
sebagai tempat penyimpanan barang. Di gedung ini dipajang beberapa benda-benda
yang berhubungan dengan sejarah bangunan ini, riwayat renovasi, dll.
Di halaman belakang terhampar rumput hijau dengan diapit disamping kiri
dan kanannya oleh meriam kuno. Di halamam ini terdapat lonceng, yang konon
disebut lonceng perbudakan, karena digunakan untuk membangunkan para budak
untuk mulai bekerja.
Kini, gedung dikelola oleh yayasan tanpa bantuan dari pemerintah dan
dijadikan tempat pameran. Kebunnya buka dari pukul 6.00 sampai 18.00. Penduduk
setempat diajak memakai kebun tersebut sebagai sarana umum.
(Goretan Kata/Jalan Jajan
Hemat/Kompas/Wikipedia)