Gereja Immanuel mulai dibangun tahun 1834. Gereja yang terletak di
sudut Jalan Merdeka Timur dan Pejambon ini semula bernama Willemskerk. Penamaan
tersebut diberikan untuk menghormati Raja Willem I, yang menurut daftar raja
Negara Rendah terbitan Utrech 1971 menjadi raja Belanda antara tahun 1813-1840.
(Arsitektur Indis/Wikipedia)
Gereja Immanuel Jakarta |
Flashback
Gereja ini adalah hasil rancangan dari J.H. Horst yang mempunyai gaya
dan corak Klasisisme. Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti
bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang
mengelilingi ruang ibadah. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah
dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun, simbol Mesir untuk dewi
cahaya. Menara atau lantern tersebut dibuat sedemikian rupa dengan perhitungan
yang sangat cermat dan tepat sehingga sinar matahari dapat langsung masuk
secara tepat, merata, dan menerangi seluruh ruangan ibadah yang ada di dalam
gedung Gereja ini.
Gereja Immanuel Jakarta: Gereja Willemskerk Tahun 1875 |
Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi 3
m. Bagian depan menghadap Stasiun Gambir. Di bagian ini terlihat jelas
serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar.
Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri
dan perbandingan harmonis.
Sebuah orgel pipa raksasa tua buatan Jonathan Batz pada tahun 1843
digunakan mengiringi lagu pujian saat kebaktian. Orgel tua ini konon memiliki
1.116 pipa yang berfungsi baik sesuai sistem aslinya meski kompresor telah
dieletrikkan. Pada 1985, orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai
kini dapat berfungsi dengan baik.
Gereja Immanuel Jakarta: Orgel Pipa Jonathan Batz |
Rumah ibadat tua ini, sejak 1948 dinamai Immanuel, kata dalam bahasa
Ibrani, bahasa penduduk Israel sejak 250 SM, yang melambangkan
kepercayaan dan pengharapan bahwa Tuhan selalu beserta kita.
Present
Kini, gereja tua ini sedikit memprihatinkan. Warna putih tembok gereja
memudar, anak tangga berderak, eternit ternodakan bercak-bercak air, pelituran
kayu mengusam, dan karpet merah gereja telah lusuh. Jangan pandang gereja ini
sebagai tempat ibadah semata, namun pandanglah sebagai peninggalan masa lampau,
sebagai bagian perjalanan bangsa. Ketahuilah bahwasanya berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, Gereja Immanuel telah
ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.
Gereja Immanuel Jakarta |