Taman Impian Jaya Ancol—sekarang Ancol Jakarta Bay City—merupakan
sebuah objek wisata di Jakarta Utara. Sebagai komunitas pembaharuan kehidupan
masyarakat yang menjadi kebanggaan bangsa. Senantiasa menciptakan lingkungan
sosial yang lebih baik melalui sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni,
budaya dan pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas Life Re-Creation yang menjadi kebanggaan bangsa.
Sebagai salah satu lokasi tujuan wisata, nama Ancol bukan merupakan
nama yang asing bagi warga kota Jakarta. Kawasan wisata pantai yang memiliki
beragam fasilitas hiburan ini juga telah dikenal sejak lama bahkan mungkin
sebelum masa penjajahan Belanda. Namun dengan berbagai keterbatasan informasi
yang ada, sejarah kawasan ini baru diketahui sejalan dengan terbentuknya kota
Batavia abad ke-17.
Taman Impian Jaya Ancol memiliki wahana menarik dan tempat rekreasi antara
lain Taman Pantai Ancol, Dunia Fantasi, Altantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra, Pasar Seni, Seaworld Indonesia, Hailai, Gondola, Bowling, Ancol Art
Academy, Paintball, dan Ecopark.
Taman Impian Jaya Ancol |
Sejak awal berdirinya di tahun 1966, Ancol Taman Impian Ancol) sudah
ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan
Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan
secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli
masyarakat.
Flashback
Secara umum posisi Ancol tidak menguntungkan karena merupakan dataran
rendah yang dipenuhi rawa. Meski demikian areal pantainya masih dianggap layak
untuk dijadikan tempat tinggal karena letaknya yang landai dan dilindungi oleh
gugusan kepulauan seribu, sehingga tidak memungkinkan dilanda amukan ombak laut
Jawa.
Di lokasi pantai ini atau tepatnya diujung muara Ancol Vaart—sekarang Kali
Ancol, pemerintah kolonial Belanda pernah membangun sebuah benteng guna
melindungi Batavia dari serangan musuh yang berasal dari laut (tidak ditemukan
informasi mengenai tahun serta apakah lokasi benteng yang dimaksud sama dengan
sisa benteng tua yang sekarang berada dalam kawasan wisata Taman Impian Jaya
Ancol/Ancol Jakarta Bay City).
Taman Impian Jaya Ancol: Ancol di Masa Lalu |
Selain sisa-sisa benteng, pantai Ancol juga memiliki sebuah bangunan
tua bersejarah lain bernama Kelenteng An Xu Da Bo Gong Miao—sekarang Kelenteng
Toapekong Ancol/Vihara Ancol. Letaknya didalam kawasan Taman Impian Jaya
Ancol). Klenteng ini diperkirakan dibangun tahun 1650 oleh para pengikut Armada
Cheng Ho saat berlabuh di kawasan Jakarta.
Seperti yang pernah diabadikanJohhanes Ranch dalam karya-karya
lukisannya tentang Ancol, pada masa itu dengan mudah ditemukan banyak vila-vila
peristirahatan berdiri di sekitar pantai ini, bahkan Gubernur Jendral Hindia
Belanda Andriaan Valckneir disebut-sebut pernah memiliki tempat peristirahatan
di lokasi ini.
Pesatnya perkembangan kota Batavia di abad ke-17 hingga pertengahan
abad ke-18 membuat nama Ancol sebagai sebuah pantai yang terletak tidak jauh
dari kota Batavia ikut terangkat. Keindahan pantai Ancol yang terkenal sering
dimanfaatkan sebagai lokasi peristirahatan oleh penduduk.
Sayang, seiring hancurnya iklim kota lama Batavia di akhir abad-18
akibat polusi dan berjangkitnya wabah penyakit, serta adanya eksodus warga
Batavia ke wilayah kota baru Weltevreden membuat Ancol mulai ditinggalkan.
Kawasan berawa ini dikatakan sebagai salah satu daerah sumber penyebaran
penyakit malaria yang terkenal dan memakan banyak korban jiwa saat itu.
Taman Impian Jaya Ancol: Gondola |
Pada masa kekuasaan imperialisme Jepang dikisahkan, rawa-rawa sekitar
Ancol sering dimanfaatkan sebagai ladang eksekusi dan tempat pemakaman warga
eropa khususnya Belanda yang berani melawan Jepang (beberapa sumber menuliskan
setelah kekalahan Jepang oleh sekutu di perang dunia ke-II, makam-makam tersebut
dibongkar dan dipindahkan ke lokasi pemakaman baru. Pemakaman ini sekarang
dikenal dengan nama Everald Ancol atau Kuburan Belanda, terletak dalam kompleks
Taman Impian Jaya Ancol). (fotounik.net)
Seiring perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi
tempat wisata. Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang
kemerdekaan, Ancol terlupakan. Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air
dan lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh,
dan berlumpur. Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan bagaikan
tempat jin buang anak. Lalu, muncul
usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah industri. Namun, usul itu
ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno. Malah, Bung Karno ingin membangun
kawasan itu sebagai daerah wisata. (Asal Usul Sejarah)
Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno
memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai
pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek pembangunan ini
baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur
Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah
pimpinan Ir. Ciputra.
Taman yang merupakan ide dari Presiden Soekarno dan diresmikan dan pada
tanggal 25 Juni 1967 mulai dibuka untuk umum. Pada awalnya meliputi fasilitas
klab malam, sirkuit untuk lomba gokart, dan beberapa fasilitas rekreasi pantai,
pusat seni, gelanggang samudera, teater mobil, gelanggang renang, taman impian
anak-anak, graha wisata dan lain-lain. Terletak di daerah Ancol yang pada masa
pemerintahan Belanda disebut Emvels Ancal,
tempat rekreasi orang Belanda kalangan atas. Ancol mulai dilupakan saat muncul
tempat rekreasi lain di Tanjung Priok, bahkan tempat ini kemudian dijadikan
benteng dan tempat pemakaman orang Belanda. Luas yang digunakan awalnya hanya
137 ha dari areal seluas 552 ha yang tersedia.
Taman Impian Jaya Ancol: Hailai International Executive Club |
Kekhasan Taman Impian Jaya Ancol di awal-awal berdirinya ditandai
dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970. Sarana rekreasi berikut yang
dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, tidak saja di
kalangan masyarakat ibu kota, tetapi juga seluruh Indonesia.
Sejalan dengan peningkatan kinerja, pada tahun 1992 status Badan
Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi PT Pembangunan Jaya
Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992, sehingga
terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20%
dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta.
Tahun 1984, sebuah arena permainan berteknologi tinggi bernama Dunia
Fantasi mulai diperkenalkan guna melengkapi fasilitas-fasilitas yang telah ada
lebih dulu.
Pada 2 Juli 2004 Ancol melakukan go
public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.,
dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan
Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah go
public ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena
akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan tingkat
profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini
akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa
depan. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk juga melakukan upaya repositioning dengan
diluncurkannya logo Ancol yang baru pada 10 Juli 2005.
TIJA: Logo Ancol Jakarta Bay City |
Present
Dikelola oleh anak perusahaannya terutama oleh PT Taman Impian Jaya
Ancol (TIJA) yang meliputi pengelolaan kawasan pariwisata (rekreasi dan resor)
dan kegiatan usaha penunjang: entertainment, konvensi dan wisata belanja. PJAA
mengelola area pariwisata terintegrasi
seluas 552 ha, lokasi dekat pantai, terbaik di Jakarta dengan kemudahan akses melalui
jalan tol, busway, dan kereta api.
Kekhasan Taman Impian Jaya Ancol di awal-awal berdirinya ditandai
dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970. Sarana rekreasi berikut yang
dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, tidak saja di
kalangan masyarakat ibu kota, tetapi juga seluruh Indonesia.
Pembangunan berbagai proyek terus berlanjut hingga kini. Pedagang kaki
lima ditata, hotel dibangun, lapangan golf, dan beragam permainan dihadirkan.
Hal itu berarti sarana rekreasi dan hiburan di Taman Impian Jaya Ancol akan
semakin lengkap. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana rekreasi dan
hiburan diarahkan pada sarana hiburan berteknologi tinggi. Hal itu telah
dimulai dengan dibangunnya kawasan Taman Impian Dunia Fantasi tahap
I pada tahun 1985.
Kini, Taman Impian Jaya Ancol yang berdiri pada lahan seluas 552 ha,
telah menjadi tempat wisata dan rekreasi permainan terbesar dan terlengkap di
Indonesia. Saat ini, mayoritas sahamnya dikuasai oleh Pemda DKI Jakarta. dan
dana yang di keluarkan mencapai Rp 9 triliyun.
No comments:
Post a Comment