Hotel Savoy Homann terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 61, Kelurahan
Braga, Kecamatan Sumur, Bandung, secara geografis berada dan pada garis
koordinat 06ᵒ55'17,8"
LS dan 107ᵒ36'37,8"
BT, di kawasan kota bersejarah alun-alun Kota Bandung, letaknya di kiri depan
Gedung Merdeka. Hotel ini berbatasan dengan batas utara: Jalan Asia Afrika,
batas Timur: Kantor Keuangan, batas selatan gang kecil, batas barat: Jalan
Homann/Toko Padang. Sekarang kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan
pusat perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi
roda empat atau dua dan dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu
bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall (Stasiun
Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Salah satu hotel tertua di Pulau Jawa ini menjadi saksi sejarah
berkembangnya pariwisata di bumi nusantara. Hotel ini, sama halnya Hotel des Indes di Batavia (sekarang Pertokoan Duta Merlin), menjadi hotel-hotel yang
direkomendasikan para pelancong Eropa, terutama untuk urusan makanannya yang
mewah dan dihidangkan dengan gaya rijsttafel.
Hotel Savoy Homann |
Hotel Savoy Homann adalah hotel bintang empat yang berada di Jalan
Asia-Afrika (dahulu Jalan Raya Pos) Nomor 112, Cikawao, Lengkong, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia. Hotel ini dikenal akan arsitektur dan tamu-tamunya.
Hotel ini berdiri di tahun 1871. Awalnya bernama Hotel Homann, sesuai
pemiliknya yang bernama Homann asal Jerman. Dulu, bangunan hotel hanya terbuat
dari bambu. Barulah di tahun 1880 dibangun kembali menjadi gedung bertembok
batu bata.
Hotel Savoy Homann: Hotel Savoy Homann di Masa Lalu |
Hotel ini dibangun pada tahun 1880, pemiliknya warga negara Jerman
bernama A. Homann, yang namanya diabadikan sebagai nama hotelnya yaitu Hotel
Savoy Homann. Gedung hotel ini telah mengalami beberapa kali pemugaran dari
sejak dibangun sampai sekarang. Tahun
1880, hotel ini bernama Hotel Pos Road dengan gaya arsitektur Baroq, tahun 1883
menjadi Gothic Reveal, tahun 1910 ada
penambahan gedung baru, tahun 1938 gedung lama yang bergaya gothic dibongkar dan diganti dengan
International Style. Bangunan Hotel
Savoy Homann yang ada seperti sekarang ini adalah hasil karya arsitek A.F.
Aalbers dan R.A. Dewall.
Hotel ini terus mengalami penataan dan perbaikan namun kegiatan ini
tampaknya tidak menyalahi konsep-konsep pelestarian. Hotel ini berdiri diatas
areal seluas 10.074 m² dengan luas gedung 11.185 m² (bangunan bertingkat).
Arsitektur bangunan sangat menarik, dengan permainan bentuk bangunan plastis
kurva linier dan didominasi oleh garis horisontal serta dilengkapi dengan
menara tunggal yang menjulang tinggi, berperan sebagai penata perhatian. Hotel
ini merupakan bangunan sudut (terletak pada salah satu sudut dari simpang empat
Jalan Braga-Jalan Homann dengan Jalan Asia Afrika) yang dirancang sangat menarik
dan khusus sehingga mampu berperan sebagai ciri
atau penanda yang dapat dijadikan patokan (ruang kota) bagi pengamatnya.
Hotel Savoy Homann |
Hotel Homann selain digunkan untuk Hotel, pada tahun 1941-1945
dipergunakan sebagai wisma PMI, tahun 1945-1948
sebagai wisma Jepang, tahun 1949 sebagai hotel lagi dan tahun 1955
digunakan untuk menginap para delegasi Konferensi Asia Afrika (Nasser, Ir.
Soekarno, Chuo En Lai, Nehru dll). Tahun 1987 hotel ini dibeli oleh H.E.K.
Ruhiat dan fungsinya tetap sebagai hotel.
Hotel Savoy Homann merupakan salah satu hotel terbesar di Asia Tenggara
pada masanya, dikelola oleh Fr. J. Van Es yang pernah mengelola Hotel des Indes
di Batavia Jakarta selama lima tahun. Hotel tersebut memperoleh kepercayaan
dari pemerintah sebagai tempat terselenggaranya beberapa konferensi tingkat
internasional seperti Konferensi Asia
Afrika, Konferensi P.A.T.A., Konferensi Islam Asia Afrika, dan lain-lain.
Hotel Savoy Homann |
Pada tahun 1987, hotel tersebut dibeli oleh Panghegar Group. Hotel pun
direnovasi dan ditambahkan gedung-gedung baru. Nama juga diganti menjadi Savoy
Homann Panghegar Heritage Hotel.
Akibat krisis moneter, Panghegar Group pun menjual hotel tersebut dan
dibeli oleh Bidakara Group di tahun 2000. Sejak itu, nama hotel berubah menjadi
Savoy Homann Bidakara Hotel. Charlie Chaplin saat kunjungannya ke Pulau Jawa
pun pernah menginap di hotel ini.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, hotel ini diambil alih oleh oleh grup
hotel Bidakara, sehingga namanya bertambah menjadi Savoy Homann Bidakara Hotel.
Hotel Savoy Homann |
Present
Hotel Savoy Homann dapat dijadikan sebagai objek wisata sejarah karena
berada berdekatan dangan bangunan-bangunan kuno di sekitar kawasan alun-alun.
Hotel ini relatif banyak diketahui keberadaannya oleh masyarakat, dan banyak
peristiwa bersejarah yang terjadi di hotel ini yang dapat diinformasikan kepada
pengunjung, selain itu dari segi arsitektur unik dan khas dapat dijadikan
sebagai kajian arsitektur Kolonial Hindia Belanda di Indonesia.
Kesan bangunan sejarah masih kental di Hotel ini, tetapi sebenarnya
saat ini Hotel ini termasuk Hotel yang modern dan menganut konsep masa kini.
Fasilitas: Safe Deposit Box, Rooms Service 24 hours, Bar & Lounge, Garden
Atrium, Coffe Shop, Main Dining Room Business Center, Drug Store, Barber Shop,
dan lain-lain.
Tidak jauh dari hotel ini juga, ada hotel sejenis yang bernama
Preanger. Letaknya tidak jauh tetapi bila naik kendaraan harus memutar karena
satu arah. Hotel ini juga dekat dengan tempat makan yang terkenal, dan buka
pada malam hari yaitu C'mar. Sangat dekat dengan pusat kota hanya berjarak 500 m.
Alternatif pilihan Hotel Preanger letaknya sekitar 600 m.
No comments:
Post a Comment