Pages

Wednesday, August 1, 2012

Hotel Savoy Homann

Hotel Savoy Homann terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 61, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur, Bandung, secara geografis berada dan pada garis koordinat 06ᵒ55'17,8" LS dan 107ᵒ36'37,8" BT, di kawasan kota bersejarah alun-alun Kota Bandung, letaknya di kiri depan Gedung Merdeka. Hotel ini berbatasan dengan batas utara: Jalan Asia Afrika, batas Timur: Kantor Keuangan, batas selatan gang kecil, batas barat: Jalan Homann/Toko Padang. Sekarang kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi roda empat atau dua dan dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall (Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.
Salah satu hotel tertua di Pulau Jawa ini menjadi saksi sejarah berkembangnya pariwisata di bumi nusantara. Hotel ini, sama halnya Hotel des Indes di Batavia (sekarang Pertokoan Duta Merlin), menjadi hotel-hotel yang direkomendasikan para pelancong Eropa, terutama untuk urusan makanannya yang mewah dan dihidangkan dengan gaya rijsttafel.
Hotel Savoy Homann
Hotel Savoy Homann adalah hotel bintang empat yang berada di Jalan Asia-Afrika (dahulu Jalan Raya Pos) Nomor 112, Cikawao, Lengkong, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Hotel ini dikenal akan arsitektur dan tamu-tamunya.
Flashback
Hotel ini berdiri di tahun 1871. Awalnya bernama Hotel Homann, sesuai pemiliknya yang bernama Homann asal Jerman. Dulu, bangunan hotel hanya terbuat dari bambu. Barulah di tahun 1880 dibangun kembali menjadi gedung bertembok batu bata.
Hotel Savoy Homann: Hotel Savoy Homann di Masa Lalu
Hotel ini dibangun pada tahun 1880, pemiliknya warga negara Jerman bernama A. Homann, yang namanya diabadikan sebagai nama hotelnya yaitu Hotel Savoy Homann. Gedung hotel ini telah mengalami beberapa kali pemugaran dari sejak dibangun sampai sekarang.  Tahun 1880, hotel ini bernama Hotel Pos Road dengan gaya arsitektur Baroq, tahun 1883 menjadi Gothic Reveal, tahun 1910 ada penambahan gedung baru, tahun 1938 gedung lama yang bergaya gothic dibongkar dan diganti dengan International Style.  Bangunan Hotel Savoy Homann yang ada seperti sekarang ini adalah hasil karya arsitek A.F. Aalbers dan R.A. Dewall.
Hotel ini terus mengalami penataan dan perbaikan namun kegiatan ini tampaknya tidak menyalahi konsep-konsep pelestarian. Hotel ini berdiri diatas areal seluas 10.074 m² dengan luas gedung 11.185 m² (bangunan bertingkat). Arsitektur bangunan sangat menarik, dengan permainan bentuk bangunan plastis kurva linier dan didominasi oleh garis horisontal serta dilengkapi dengan menara tunggal yang menjulang tinggi, berperan sebagai penata perhatian. Hotel ini merupakan bangunan sudut (terletak pada salah satu sudut dari simpang empat Jalan Braga-Jalan Homann dengan Jalan Asia Afrika) yang dirancang sangat menarik dan khusus sehingga mampu berperan sebagai ciri atau penanda yang dapat dijadikan patokan (ruang kota) bagi pengamatnya.
Hotel Savoy Homann
Hotel Homann selain digunkan untuk Hotel, pada tahun 1941-1945 dipergunakan sebagai wisma PMI, tahun 1945-1948  sebagai wisma Jepang, tahun 1949 sebagai hotel lagi dan tahun 1955 digunakan untuk menginap para delegasi Konferensi Asia Afrika (Nasser, Ir. Soekarno, Chuo En Lai, Nehru dll). Tahun 1987 hotel ini dibeli oleh H.E.K. Ruhiat dan fungsinya tetap sebagai hotel.
Hotel Savoy Homann merupakan salah satu hotel terbesar di Asia Tenggara pada masanya, dikelola oleh Fr. J. Van Es yang pernah mengelola Hotel des Indes di Batavia Jakarta selama lima tahun. Hotel tersebut memperoleh kepercayaan dari pemerintah sebagai tempat terselenggaranya beberapa konferensi tingkat internasional seperti  Konferensi Asia Afrika, Konferensi P.A.T.A., Konferensi Islam Asia Afrika, dan lain-lain.
Hotel Savoy Homann
Pada tahun 1987, hotel tersebut dibeli oleh Panghegar Group. Hotel pun direnovasi dan ditambahkan gedung-gedung baru. Nama juga diganti menjadi Savoy Homann Panghegar Heritage Hotel.
Akibat krisis moneter, Panghegar Group pun menjual hotel tersebut dan dibeli oleh Bidakara Group di tahun 2000. Sejak itu, nama hotel berubah menjadi Savoy Homann Bidakara Hotel. Charlie Chaplin saat kunjungannya ke Pulau Jawa pun pernah menginap di hotel ini.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, hotel ini diambil alih oleh oleh grup hotel Bidakara, sehingga namanya bertambah menjadi Savoy Homann Bidakara Hotel.
Hotel Savoy Homann
Present
Hotel Savoy Homann dapat dijadikan sebagai objek wisata sejarah karena berada berdekatan dangan bangunan-bangunan kuno di sekitar kawasan alun-alun. Hotel ini relatif banyak diketahui keberadaannya oleh masyarakat, dan banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di hotel ini yang dapat diinformasikan kepada pengunjung, selain itu dari segi arsitektur unik dan khas dapat dijadikan sebagai kajian arsitektur Kolonial Hindia Belanda di Indonesia.
Kesan bangunan sejarah masih kental di Hotel ini, tetapi sebenarnya saat ini Hotel ini termasuk Hotel yang modern dan menganut konsep masa kini. Fasilitas: Safe Deposit Box, Rooms Service 24 hours, Bar & Lounge, Garden Atrium, Coffe Shop, Main Dining Room Business Center, Drug Store, Barber Shop, dan lain-lain.
Tidak jauh dari hotel ini juga, ada hotel sejenis yang bernama Preanger. Letaknya tidak jauh tetapi bila naik kendaraan harus memutar karena satu arah. Hotel ini juga dekat dengan tempat makan yang terkenal, dan buka pada malam hari yaitu C'mar. Sangat dekat dengan pusat kota hanya berjarak 500 m. Alternatif pilihan Hotel Preanger letaknya sekitar 600 m.

No comments:

Post a Comment